Indonesia sudah kedatangan vaksin Sinovac sebanyak 1,2 juta dosis pada Desember lalu (06/12). Kedatangan vaksin Sinovac ini merupakan tahap pertama dari total 125 Juta dosis vaksin yang dipesan oleh Indonesia. Dipilihnya vaksin Sinovac sebagai vaksin COVID 19 oleh Indonesia bukan tanpa pro dan kontra, dari mulai masyarakat ekonomi kelas bawah sampai kaum elite pun mempertanyakan kemanjuran atau efikasi vaksin Sinovac buatan China ini. Lantas bagaimana sebenarnya kemanjuran vaksin Sinovac berdasarkan data ilmiah? Perlukah kita khawatir dengan vaksin Sinovac?
- Apa itu vaksin Sinovac?
Berbeda dengan vaksin Pfizer yang menggunakan media materi genetik mRNA untuk merangsang antibodi, vaksin Sinovac adalah tergolong vaksin berjenis inactivated vaccine. Secara singkat vaksin Sinovac dibuat dari virus corona utuh yang sudah dimatikan. Vaksin Sinovac ini juga merupakan hasil dari kerjasama riset antara perusahaan BUMN Indonesia Bio Farma dengan Sinovac Biotech dari China.
Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo menjabarkan virus yang disuntikkan ke manusia itu utuh. Sebelumnya virus itu telah dirusak atau dimatikan secara genetik dengan bahan kimia, suhu panas atau radiasi. “Sehingga ketika disuntikkan ke manusia tak timbulkan masalah karena materi genetik sudah rusak sehingga tak bisa bereplikasi. Tetapi karena utuh protein spike ini bisa jadi pembelajaran manusia benda asing yang harus dilawan,” kata Ahmad.
- Efikasi dan Efektivitas
Banyak dari kalangan awam yang masih asing dengan kata “efikasi” kalaupun pernah mendengar, banyak dari kita yang menyamakannya dengan efektivitas, padahal nyatanya efikasi dan efektivitas merupakan 2 hal yang berbeda. Lalu apa perbedaan sebenarnya?
Efikasi adalah persentase penurunan penurunan kejadian penyakit pada kelompok orang yang telah divaksinasi. Jadi, efikasi lebih menunjukan bagaimana kemampuan vaksin mengurangi penyakit tapi dalam konteks penelitian. Sedangkan efektivitas adalah kemampuan vaksin dalam menurunkan kejadian penyakit di dunia nyata. Artinya, efektivitas diukur setelah vaksin sudah diedarkan dan digunakan di masyarakat.
- Apakah efikasi vaksin menentukan efektivitas?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menentukan batas minimum efikasi vaksin Covid 19 adalah sebesar 50% agar aman digunakan. Tingkat efikasi vaksin Sinovac di Indonesia menunjukan persentase sebesar 65,3%. Artinya vaksin Sinovac telah melewati ambang minimum ketentuan efikasi dari WHO dan angka ini juga menggambarkan vaksin Sinovac dapat menurunkan 65,3% Covid 19 bergejala pada kelompok sukarelawan yang divaksin, dibandingkan sukarelawan penerima vaksin plasebo (zat serupa yang tidak mengandung obat-obatan) di Indonesia. Persentase ini tentunya didapat dari perhitungan setelah vaksin melalui uji klinis fase 3.
Lantas, apakah efektivitasnya juga akan menunjukan persentase yang sama? jawabannya, tentu tidak! untuk mengetahui tingkat efektivitas, kita perlu menunggu hasil akhir dari uji klinis yang sedang dilakukan para ilmuwan.
- Efek Samping
Sejauh ini belum ada laporan efek samping major yang dilaporkan selama masa vaksinasi. Namun, berdasarkan testimoni beberapa orang menyatakan bahwa setelah divaksin ia merasakan pegal-pegal dan mengantuk.
Dari 4 poin penjelasan di atas, harusnya tidak ada lagi alasan untuk kalian menolak divaksinasi. Ayo vaksin dan kembali hidup normal dengan TS Solution.