Training Hard skill to the Manpower
Persaingan hari ini semakin ketat karena kita tidak hanya “berlomba” dengan lulusan ataupun calon pekerja dari berbagai wilayah di Indonesia tetapi juga dunia. Oleh karena itu, kita harus memiliki kemampuan lengkap, yakni hard skills dan soft skills. Meskipun dua kemampuan ini merupakan yang sudah ada secara bersamaan dan menurut penelitian kesuksesan adalah 85% soft skills serta 15% hard skills tetapi keduanya harus terasah dengan seimbang. Seorang individu bisa saja memiliki hard skills yang sangat baik namun lemah dalam soft skills. Begitu pula sebaliknya, soft skill yang mumpuni tidak diimbangi dengan hard skills yang setara. Kombinasi keduanya haruslah tepat dan seimbang.
Lalu, apa yang dimaksud dengan soft skills dan hard skills?
Soft skills mengacu kepada kemampuan sosial individu ketika mereka berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan hard skills adalah kemampuan teknis yang mampu diajarkan ataupun kemampuan spesifik yang perlu dimiliki dalam suatu pekerjaan serta dapat dikuantifikasikan atau diukur. Hard skills dapat dipelajari melalui pengalaman kerja, sekolah formal, pelatihan, maupun program sertifikasi. Hari ini, hard skill bisa dipelajari melalui video yang berbayar ataupun yang gratis. Contoh dari hard skills adalah kemampuan berbahasa asing bagi penerjemah, menulis bagi copywriter, mengolah data, administratif, akuntansi, mendesain, dan masih banyak lagi.
Hard skills yang dimiliki oleh seorang pekerja perlu ditulis dan ditonjolkan di CV serta saat wawancara pekerjaan agar perusahaan yang kita tuju bisa melihat kita sebagai kandidat yang berbeda dari calon pegawai yang lain. Sebaliknya, begitu pula dengan perusahaan yang ingin menerima pekerja, mereka perlu mengumumkan hard skills apa yang dibutuhkan dalam lowongan posisi yang ditawarkan supaya tidak salah dalam memilih pegawai yang direkrut
Ada yang perlu menjadi catatan, ketika hard skills sudah dipelajari, hendaknya dipraktikan di dunia nyata agar kemampuan tersebut tidak berkurang atau menghilang begitu saja. Pemanfaatan hard skill dalam dunia kerja akan bermanfaat untuk menjaga kemampuan tersebut bahkan meningkatkannya karena bisa saja ada kasus-kasus unik ketika diaplikasikan di lapangan.
Hard skills lebih mudah diukur dibandingkan dengan soft skills. Membutuhkan waktu untuk menakar seberapa baik hard skill dari individu maupun kelompok. Salah satu caranya adalah dengan menyurvei lewat pertanyaan “ya dan tidak”. Bila jawaban dari pertanyaan “apakah kamu memiliki hard skill tertentu” adalah “tidak”, maka perlu ada pelatihan yang diberikan kepada para pekerja. Tujuannya, agar hard skills yang dibutuhkan dalam tim atau individu bisa didapatkan dari pegawai yang sudah ada. Ketika lokakarya hard skills tertentu sudah dijalankan, maka individu atau tim tersebut bisa diberikan tanggung jawab baru yang menuntut hard skills yang sesuai dengan lokakarya.
Selanjutnya, jangan lupa untuk terus mengasah hard skills secara berkala dari manpower yang perusahaan kamu miliki karena hard skills akan terus berkembang dan berubah sesuai kebutuhan. Pelatihan-pelatihan lanjutan penting untuk dipertimbangkan agar manpower yang ada bisa mengingat, mengasah, dan meningkatkan hard skills yang sudah mereka miliki.
Sumber: g2.com/articles/hard-skills-vs-soft-skills
https://blog.skillacademy.com/mengenal-perbedaan-hard-skill-dan-soft-skill
