Proyek Ilmiah Singapura Untuk Mengendalikan DBD

Proyek Ilmiah Singapura Untuk Mengendalikan DBD

Guna mengatasi wabah demam berdarah, Singapura membuat sebuah inovasi lain daripada yang lain. Negara tersebut mengatasi para nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan menggunakan nyamuk yang dibesarkan di laboratorium. Nyamuk-nyamuk tersebut dibesarkan di laboratorium dengan di tubuhnya diberi bakteri Wolbachia.

 

Nyamuk tersebut merupakan nyamuk jantan yang membawa bakteri yang akan membuat para induk betina mandul karena bakteri tersebut mencegah telur menetas. Nyamuk-nyamuk jantan ini juga dibesarkan agar mereka dapat bersaing dengan para nyamuk liar. Dengan cara ini, populasi nyamuk dapat berkurang secara bertahap.

 

Proyek ini mulai memasuki fase keempat pada November 2019 lalu. Sebelumnya, pada fase ketiga yang mencakup 144 blok perumahan, terjadi penekanan sebesar 90 persen.

 

CEO NEA Tan Meng Dui mengatakan, jika fasilitas ini memiliki banyak fungsi. Ada teknologi seperti sistem pemberian makan otomatis, tempat pemeliharaan untuk pertumbuhan pupa, dan pelepasan nyamuk.

 

Teknologi ini membantu petugas NEA meningkatkan jumlah nyamuk yang dipanen dan dilepaskan dalam periode lebih singkat. Selain itu, ada juga sistem daur ulang air yang memungkinkan NEA memulihkan sampai 70 persen air limbah.

 

“Selain memberi kami skalabilitas untuk memperluas pelepasan nyamuk aedes jantan dengan Wolbachia, ini juga berfungsi untuk solusi inovatif,” kata Tan.

 

Dalam video yang diunggah di Facebook Nas Daily, dijelaskan singkat tentang nyamuk aedes aegypti yang terinfeksi dengan bakteri Wolbachia disebut nyamuk baik. Sedangkan nyamuk betina yang belum terinfeksi disebut nyamuk jahat.

Pentingnya Pengendalian Hama Dalam Industri Pangan

Pentingnya Pengendalian Hama Dalam Industri Pangan

Hama pada industri makanan dan minuman memiliki ancaman risiko yang sangat tinggi karena dapat menyebabkan kontaminasi & merusak persediaan bahan baku makanan, fasilitas serta menimbulkan penyakit. Selain mempengaruhi kredibilitas perusahaan, serangan hama juga dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan, kepercayaan pelanggan, denda dan bahkan tuntutan.

 

Bicara soal hama pada industri pangan sangat berkaitan dengan penerapan food safety. Apa itu food safety?

  • Food Safety

merupakan tindakan pencegahan makanan/minuman dari risiko pencemaran zat-zat kimia, biologi, atau lainnya yang mengancam kesehatan apabila dikonsumsi. Tindakan ini diterapkan dalam industri makanan karena bersinggungan langsung dengan kebutuhan primer masyarakat sebagai konsumen.

 

Food Safety dijelaskan khusus dalam hukum di Indonesia, tepatnya pada Peraturan Pemerintah RI No. 28 Tahun 2004 dan praktiknya merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 1096 Tahun 2011 mengenai Higiene Sanitasi Jasa Boga. Dengan adanya regulasi itulah ditegaskan sanksi jika pelaku industri makanan belum menerapkan kebijakan Keamanan Pangan apalagi jika sudah terlanjur muncul keluhan konsumen terkait risiko atau dampak kesehatan akibat produk-produk yang dipasarkan.

 

Setiap jenis industri termasuk makanan/minuman wajib mengimplementasikan GMP atau Good Manufacturing Practice, yaitu cara produksi yang baik dengan tujuan mewujudkan kualitas produk. Standar penerapan GMP industri makanan biasanya mengacu pada sertifikasi oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yang memberikan penilaian berdasarkan beberapa aspek yaitu:

  • Desain dan fasilitas
  • Pengendalian operasional (produksi)
  • Jaminan kualitas
  • Metode penyimpanan
  • Perlindungan dari hama/bakteri
  • Tingkat kebersihan karyawan
  • Pemeliharaan, perawatan, dan sanitasi
  • Penanganan dan regulasi limbah
  • Training
  • Edukasi ke konsumen

  • Peran Pengendalian Hama di Industri Pangan

 

  • Mencegah Kontaminasi Biologis

Investasi hama dimulai dari awal proses produksi pangan, oleh karena itu incoming material inspection menjadi penting dalam pencegahan pest infestation di industri makanan.

 

  • Mencegah Food Recall

Recall produk adalah proses pengambilan barang cacat dari konsumen (oleh produsen) dan memberikan mereka (konsumen) kompensasi tertentu. Kegagalan pemilik industri makanan dalam pencegahan pest infestation tentunya berpotensi meningkatkan food recall.

 

  • Menjaga Nama Baik Perusahaan (Brand)

Pengendalian hama pada industri makanan sangat penting dalam menjaga reputasi perusahaan & brand milik mereka. Selain itu Pengendalian Hama pada keamanan pangan berdasarkan GMP akan meningkatkan keuntungan industri makanan/minuman itu sendiri, seperti peningkatan reputasi positif perusahaan, menjaga kepercayaan konsumen serta memperbesar peluang market perusahaan.

Serba-Serbi Vaksin Sinovac

Serba-Serbi Vaksin Sinovac

Indonesia sudah kedatangan vaksin Sinovac sebanyak 1,2 juta dosis pada Desember lalu (06/12). Kedatangan vaksin Sinovac ini merupakan tahap pertama dari total 125 Juta dosis vaksin yang dipesan oleh Indonesia. Dipilihnya vaksin Sinovac sebagai vaksin COVID 19 oleh Indonesia bukan tanpa pro dan kontra, dari mulai masyarakat ekonomi kelas bawah sampai kaum elite pun mempertanyakan kemanjuran atau efikasi vaksin Sinovac buatan China ini. Lantas bagaimana sebenarnya kemanjuran vaksin Sinovac berdasarkan data ilmiah? Perlukah kita khawatir dengan vaksin Sinovac?

 

  • Apa itu vaksin Sinovac?

Berbeda dengan vaksin Pfizer yang menggunakan media materi genetik mRNA untuk merangsang antibodi, vaksin Sinovac adalah tergolong vaksin berjenis inactivated vaccine. Secara singkat vaksin Sinovac dibuat dari virus corona utuh yang sudah dimatikan. Vaksin Sinovac ini juga merupakan hasil dari kerjasama riset antara perusahaan BUMN Indonesia Bio Farma dengan Sinovac Biotech dari China.

 

Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo menjabarkan virus yang disuntikkan ke manusia itu utuh. Sebelumnya virus itu telah dirusak atau dimatikan secara genetik dengan bahan kimia, suhu panas atau radiasi. “Sehingga ketika disuntikkan ke manusia tak timbulkan masalah karena materi genetik sudah rusak sehingga tak bisa bereplikasi. Tetapi karena utuh protein spike ini bisa jadi pembelajaran manusia benda asing yang harus dilawan,” kata Ahmad.

 

  • Efikasi dan Efektivitas

Banyak dari kalangan awam yang masih asing dengan kata “efikasi” kalaupun pernah mendengar, banyak dari kita yang menyamakannya dengan efektivitas, padahal nyatanya efikasi dan efektivitas merupakan 2 hal yang berbeda. Lalu apa perbedaan sebenarnya?

 

Efikasi adalah persentase penurunan penurunan kejadian penyakit pada kelompok orang yang telah divaksinasi. Jadi, efikasi lebih menunjukan bagaimana kemampuan vaksin mengurangi penyakit tapi dalam konteks penelitian. Sedangkan efektivitas adalah kemampuan vaksin dalam menurunkan kejadian penyakit di dunia nyata. Artinya, efektivitas diukur setelah vaksin sudah diedarkan dan digunakan di masyarakat.

 

  • Apakah efikasi vaksin menentukan efektivitas?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menentukan batas minimum efikasi vaksin Covid 19 adalah sebesar 50% agar aman digunakan. Tingkat efikasi vaksin Sinovac di Indonesia menunjukan persentase sebesar 65,3%. Artinya vaksin Sinovac telah melewati ambang minimum ketentuan efikasi dari WHO dan angka ini juga menggambarkan vaksin Sinovac dapat menurunkan 65,3% Covid 19 bergejala pada kelompok sukarelawan yang divaksin, dibandingkan sukarelawan penerima vaksin plasebo (zat serupa yang tidak mengandung obat-obatan) di Indonesia. Persentase ini tentunya didapat dari perhitungan setelah vaksin melalui uji klinis fase 3.

 

Lantas, apakah efektivitasnya juga akan menunjukan persentase yang sama? jawabannya, tentu tidak! untuk mengetahui tingkat efektivitas, kita perlu menunggu hasil akhir dari uji klinis yang sedang dilakukan para ilmuwan.

 

  • Efek Samping

Sejauh ini belum ada laporan efek samping major yang dilaporkan selama masa vaksinasi. Namun, berdasarkan testimoni beberapa orang menyatakan bahwa setelah divaksin ia merasakan pegal-pegal dan mengantuk.

 

Dari 4 poin penjelasan di atas, harusnya tidak ada lagi alasan untuk kalian menolak divaksinasi. Ayo vaksin dan kembali hidup normal dengan TS Solution.

Nyamuk, si Kecil Yang Mematikan

Nyamuk, si Kecil Yang Mematikan

Banyak orang berpikir bahwa hewan yang paling mematikan di bumi adalah hewan – hewan buas seperti; Hiu, Harimau, Ular atau hewan buas lainnya. Tetapi faktanya, Nyamuk adalah hewan yang paling mematikan di dunia.

 

Ya, Anda tidak salah baca. Walaupun berukuran kecil dan langsung mati ketika terkena tepukan tangan manusia, nyamuk menelan 750.000 korban jiwa setiap tahunnya. Bahkan Bill Gates pada tahun 2014 pernah membagikan infografis yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Dia menulis, jika urusan membunuh manusia, tidak ada hewan lain yang bisa menyaingi nyamuk.

 

Sebut saja penyakit-penyakit yang paling banyak mengantarkan manusia di rumah sakit. Beberapa di antaranya disebabkan oleh nyamuk. Malaria, misalnya. Menurut WHO, penyakit ini menyebabkan 37 persen kematian yang berhubungan dengan nyamuk dan paling sering terjadi di Afrika Sub-Sahara. Sementara itu, demam berdarah juga menjadi penyebab utama kematian dan rawat inap pada anak-anak di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, dan Amerika Latin. Zika, penyakit yang dari tahun lalu membuat heboh dunia juga disebarkan oleh nyamuk. Dari lima penderita Zika, hanya satu yang akan menunjukkan tanda-tanda seperti demam, mata merah, nyeri sendi, dan ruam. 

 

Namun, yang paling mengerikan dari Zika adalah efeknya terhadap janin dalam kandungan. Para peneliti dari Centers of Disease Control and Infection telah mengkonklusikan bahwa virus ini menyebabkan kecacatan dan kondisi microcephaly pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan symptom Zika. Kondisi tersebut membuat otak janin tidak bisa tumbuh maksimal sehingga bayi terlahir dengan kepala berukuran abnormal.

 

Untuk itu sangat diperlukan untuk lingkungan kita terbebas dari nyamuk dan serangga lainnya demi kesehatan dan keselamatan penghuninya. Ayo hidup sehat dengan bebas dari hama dan serangga bersama TS Solution.

DIY: Membuat Disinfektan Sendiri Sesuai Rekomendasi WHO

DIY: Membuat Disinfektan Sendiri Sesuai Rekomendasi WHO

Pandemi virus Covid 19 yang bisa menjangkit semua kalangan penularannya masih terus meningkat di Indonesia. Sebagai upaya pencegahan sekaligus membersihkan lingkungan dari berbagai penyakit, perlu disemprotkan disinfektan. Membuat disinfektan sendiri akan mempermudah dan menghemat kantong selama karantina mandiri di rumah. Cairan disinfektan bisa disemprotkan di setiap ruangan rumah, namun bagaimana cara membuat yang benar?

 

Berikut cara membuat disinfektan sendiri rekomendasi WHO (organisasi kesehatan dunia), dilansir dari alodokter

 

  • Bahan-bahan

 

Beberapa bahan membuat disinfektan yang bisa Anda pilih salah satu untuk dilarutkan dalam air, kecuali alkohol.

 

  • Pemutih pakaian (Sodium hipoklorit 5 persen), biasanya kadar kekuatan 5.25 hingga 6.15 persen.
  • Alkohol 70 persen.
  • Hydrogen peroksida 2 sampai 3 persen, jika tidak menemukan, bisa Anda peroleh dari cairan pemutih pakaian.
  • Cairan pembersih lantai
  • Karbon atau pine oil.

 

  • Cara membuat disinfektan

 

  • Cara 1

Cara membuat disinfektan dengan cairan pemutih pakaian, gunakan perbandingan 1:100. Sebagai contoh, Anda encerkan 5 sendok makan atau sepertiga gelas cairan pemutih dengan 3.8 liter air atau 1 sendok makan untuk 1 liter air.

 

Apabila kadar cairan pemutih pakaiannya hanya 2.5 persen sodium hipoklorit, maka gunakan bahan pemutih dua kali lebih banyak, yakni 2 bagian bahan pemutih untuk 98 bagian air. Ikuti tips yang benar supaya tidak bahaya bagi kulit dan merusak pakaian.

 

  • Cara 2

Campurkan 1 tutup botol takar cairan pembersih lantai dengan 5 liter air. Gunakan sebagai pembersih rumah dan perabotan tertentu. Bisa juga disemprotkan ke sudut ruangan.

 

Selain menjadi pengharum ruangan, cairan ini bisa membantu membersihkan rumah Anda dari bakteri dan virus berbahaya.

 

  • Cara 3

Campurkan 10 tutup botol takar karbol atau pine oil, dengan 1 liter air. Setelah tercampur rata, tuang dalam botol spray dan digunakan sebagai disinfektan rumah dan lingkungan.

 

  • Tips Membuat Cairan Disinfektan Sendiri

 

  • Produk dibuat sesuai dengan takaran yang seharusnya, pastikan tidak terlalu pekat dan tidak terlalu encer.
  • Perhatikan produk yang digunakan, tidak melewati tanggal kadarluarsa
  • Hindari mencampur ammonia atau pembersih lain. Bila ada zat aktif dan zat kimia yang eksplosif, bisa berbahaya atau terjadi percikan bahkan ledakan.
  • Ikuti prosedur masing-masing cara membuat cairan desinfektan, serta benda yang boleh disemprotkan.
  • Cairan disinfektan tidak disemprotkan pada tubuh, bisa menimbulkan efek samping yang berbahaya.
  • Gunakan pakaian dan alas kaki yang tidak bagus, masker dan kacamata ketika Anda mengaplikasikan cairan desinfektan. Jika ada cipratan ke pakaian, tidak menjadi terlalu sia-sia.
  • Gunakan sarung tangan atau plastik, terutama bagi Anda yang memiliki kulit sensitif. Cairan disinfektan bisa membuat kulit kering atau terkelupas bagi beberapa orang.

 

  • Benda yang Bisa Dibersihkan dengan Disinfektan

 

  • Elektronik

Ikuti instruksi pabrik yang tersedia pada elektronik Anda. Jika tidak ada, gunakan lap atau semprotan berbasis alkohol setidaknya 70 persen untuk mendisinfeksi layar. Keringkan permukaan secara menyeluruh untuk menghindari cairan tertinggal.

 

  • Permukaan Lembut (Berpori)

Gunakanlah sarung tangan sekali pakai saat mencuci pakaian kotor orang yang sakit dan kemudian buang setelahnya. Cuci bersih menggunakan detergen yang tepat dan standar EPA.

 

  • Barang- barang Kecil di Rumah

Sebaiknya Anda semprotkan cairan disinfektan pada tisu atau lap baru menggosokkan pada barang kecil Anda, seperti remote, headset, atau barang yang sekiranya berbahaya jika terkena cairan. Kemudian gosok perlahan dan hindari cairan yang tersisa.

 

Itulah beberapa cara membuat cairan disinfektan rekomendasi WHO, beserta tips dan pengaplikasian yang tepat. Semoga bermanfaat.

dr. Tjipto Sang Juru Selamat Pandemi

dr. Tjipto Sang Juru Selamat Pandemi

  • Black Death

 

Bicara soal wabah penyakit, dunia pernah mengalami peristiwa sejarah kelam yang merenggut jutaan orang. Bahkan nyaris menghabiskan populasi dunia 1 generasi. Black Death peristiwa pandemi penyakit yang pecah pada pertengahan hingga akhir abad ke-14. Pandemi ini menghabiskan dua pertiga populasi manusia di benua Eropa dan merenggut 75 juta jiwa di seluruh dunia. Peristiwa Black Death ini disebabkan oleh suatu bakteri yaitu, bakteri Pes. Siapapun yang terserang dan terjangkit virus ini akan menimbulkan gejala berupa warna kulit di beberapa bagian tubuh akan menghitam dan melepuh, dari gejala itulah orang-orang London pada saat itu menyebut peristiwa pandemi tersebut dengan julukan Black Death.

 

  • Apa Penyebabnya?

 

Awal mula peristiwa pandemi yang menjadi salah satu sejarah paling buruk di bidang kesehatan ini penyebabnya adalah buruknya sistem sanitasi yang menjadi sarang dan rumah bagi tikus-tikus untuk berkembang biak dan berkeliaran. Sialnya, tikus ini membawa parasit kutu yang telah dijangkiti oleh bakteri Pestis Yersinia. Lalu, kutu tersebut hinggap dan menggigit manusia, setelah itu terjadilah wabah penyakit mematikan!

 

  • Malang, Wabah Pes & Hindia Belanda

 

Pada tahun 1910 paceklik di Pulau Jawa membuat petani mengalami gagal panen. Lalu pemerintah Hindia Belanda saat itu membuat kebijakan kontroversial untuk mengimpor beras dari Burma (red. Myanmar) yang mana pada saat itu Burma tengah bertarung menghadapi wabah Pes.

 

Oktober hingga November beras pesanan pemerintah Hindia Belanda tiba berlabuh di Surabaya. Seperti tanpa kekhawatiran, aktivitas bongkar muat di pelabuhan berjalan lancar tanpa adanya pengawasan dan pengendalian. Pemerintah kolonial memang tidak menaruh curiga sedikitpun saat itu. Setelah itu beras-beras tersebut dikirim untuk disimpan di gudang yang berada di kota Malang, benarkah semuanya akan baik-baik saja?

 

Nyatanya kekhawatiran banyak orang saat itu benar-benar terjadi. Beras-beras pesanan itu sudah lebih dulu terkontaminasi oleh kutu-kutu tikus penyebab penyakit Pes. Lalu kutu tersebut hinggap dan hidup pada tikus-tikus lokal dan berkembang biak, tikus-tikus tersebut tanpa sadar telah menjadi carrier penyakit yang dapat membunuh siapa saja dan kapan saja.

 

  • Sang Priyayi Juru Selamat

 

Dari pasien pertama meningkat menjadi 17 kasus, lalu terjadi eskalasi besar-besaran hingga puncaknya membunuh 200 warga Malang dalam waktu semalam. Sejak itu, Malang di Isolasi. Eskalasi besar-besaran kasus penyakit Pes di Malang membuat pemerintah Hindia Belanda kalang kabut, dengan cepat dikirimlah tim dokter untuk menangani kasus tersebut. Sayangnya pada saat itu sikap rasial dan diskriminatif membuat penduduk pribumi nyaris tidak tersentuh fasilitas kesehatan yang mayoritas berisi dokter-dokter Belanda.

 

  1. Tjipto Mangoenkoesoemo, pria kelahiran Jepara 4 Maret 1886. Ia merupakan keturunan tertua dari keluarga Mangoenkoesoemo yang merupakan keluarga Priyayi Jawa yang cukup berpengaruh pada saat itu. Tjipto menjalani pendidikan kedokterannya di Stovia, yang merupakan cikal bakal fakultas kedokteran Universitas Indonesia saat ini. Berbekal kecerdasan dan jiwa patriotismenya, Tjipto mengajukan diri sebagai dokter yang akan mengambil peran dalam menangani wabah penyakit Pes di Malang.

 

Setelah sampai di Malang, ia langsung berfokus untuk membantu warga pribumi yang saat itu luput dari pertolongan dokter Belanda. Atas dedikasinya menanggulangi wabah tersebut, pemerintah kerajaan Belanda menganugerahkan bintang jasa Ridder in de Orde van Oranje Nassau yang ia kenakan di bokong sebagai wujud kritiknya terhadap pemerintahan kolonial atas sikap rasis dan diskriminatifnya terhadap warga pribumi.

 

Pengalaman selalu memberikan pelajaran, tentunya kunci agar terhindarnya peradaban manusia dari ancaman wabah penyakit saat ini dan selanjutnya adalah dengan menerapkan serta menjaga pola hidup sehat dan bersih. Ayo hidup sehat dan bersih bersama TS Solution.

My Third Post

My Third Post

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Integer consectetur ac metus vel iaculis. Vivamus convallis elementum sodales. Praesent quis neque vitae est commodo semper. Quisque purus neque, efficitur sit amet tincidunt in, euismod quis dui. Curabitur efficitur mattis odio, et ornare nulla volutpat ut. In nec erat in nisi viverra porta in vel sapien. Vivamus sagittis ex imperdiet sapien viverra venenatis. Fusce eget massa id dui vulputate venenatis ac eu justo. Nullam venenatis pharetra finibus. Proin sagittis sit amet urna non dapibus.

Vestibulum arcu justo, pretium sed gravida rutrum, tempor et elit. Cras et velit mollis, consequat justo ac, scelerisque erat. Praesent augue mauris, placerat a massa a, malesuada dapibus ante. Phasellus vitae libero a orci semper sagittis at sit amet metus. Cras pharetra sem vel est condimentum, ut finibus ligula ornare. Fusce accumsan dolor ipsum, sed rutrum diam fermentum et. Integer in libero at urna porttitor molestie pretium at massa. Quisque pulvinar dui eget elit commodo, in porttitor nibh sollicitudin.

Suspendisse nec risus at mi pellentesque sagittis et ut turpis. Aenean pulvinar semper consequat. Pellentesque luctus quis nisl tempus accumsan. Curabitur et quam arcu. Fusce sem ipsum, mollis eget nisl eget, facilisis posuere leo. Etiam dignissim sem eget elit posuere, et viverra risus interdum. Aenean accumsan ex orci, a eleifend est efficitur in. Donec id massa lorem. In rhoncus finibus dui, et imperdiet orci. Donec arcu nisi, tempor et iaculis ac, pellentesque sed velit. Sed elementum luctus mi sit amet elementum. Orci varius natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Nunc in ultricies mi. Nulla maximus sodales consequat. Nulla id placerat libero. Proin vitae neque luctus, ornare felis vel, volutpat orci.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Integer consectetur ac metus vel iaculis. Vivamus convallis elementum sodales. Praesent quis neque vitae est commodo semper. Quisque purus neque, efficitur sit amet tincidunt in, euismod quis dui. Curabitur efficitur mattis odio, et ornare nulla volutpat ut. In nec erat in nisi viverra porta in vel sapien. Vivamus sagittis ex imperdiet sapien viverra venenatis. Fusce eget massa id dui vulputate venenatis ac eu justo. Nullam venenatis pharetra finibus. Proin sagittis sit amet urna non dapibus.

Vestibulum arcu justo, pretium sed gravida rutrum, tempor et elit. Cras et velit mollis, consequat justo ac, scelerisque erat. Praesent augue mauris, placerat a massa a, malesuada dapibus ante. Phasellus vitae libero a orci semper sagittis at sit amet metus. Cras pharetra sem vel est condimentum, ut finibus ligula ornare. Fusce accumsan dolor ipsum, sed rutrum diam fermentum et. Integer in libero at urna porttitor molestie pretium at massa. Quisque pulvinar dui eget elit commodo, in porttitor nibh sollicitudin.

Suspendisse nec risus at mi pellentesque sagittis et ut turpis. Aenean pulvinar semper consequat. Pellentesque luctus quis nisl tempus accumsan. Curabitur et quam arcu. Fusce sem ipsum, mollis eget nisl eget, facilisis posuere leo. Etiam dignissim sem eget elit posuere, et viverra risus interdum. Aenean accumsan ex orci, a eleifend est efficitur in. Donec id massa lorem. In rhoncus finibus dui, et imperdiet orci. Donec arcu nisi, tempor et iaculis ac, pellentesque sed velit. Sed elementum luctus mi sit amet elementum. Orci varius natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Nunc in ultricies mi. Nulla maximus sodales consequat. Nulla id placerat libero. Proin vitae neque luctus, ornare felis vel, volutpat orci.

My Second Post

My Second Post

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Integer consectetur ac metus vel iaculis. Vivamus convallis elementum sodales. Praesent quis neque vitae est commodo semper. Quisque purus neque, efficitur sit amet tincidunt in, euismod quis dui. Curabitur efficitur mattis odio, et ornare nulla volutpat ut. In nec erat in nisi viverra porta in vel sapien. Vivamus sagittis ex imperdiet sapien viverra venenatis. Fusce eget massa id dui vulputate venenatis ac eu justo. Nullam venenatis pharetra finibus. Proin sagittis sit amet urna non dapibus.

Vestibulum arcu justo, pretium sed gravida rutrum, tempor et elit. Cras et velit mollis, consequat justo ac, scelerisque erat. Praesent augue mauris, placerat a massa a, malesuada dapibus ante. Phasellus vitae libero a orci semper sagittis at sit amet metus. Cras pharetra sem vel est condimentum, ut finibus ligula ornare. Fusce accumsan dolor ipsum, sed rutrum diam fermentum et. Integer in libero at urna porttitor molestie pretium at massa. Quisque pulvinar dui eget elit commodo, in porttitor nibh sollicitudin.

Suspendisse nec risus at mi pellentesque sagittis et ut turpis. Aenean pulvinar semper consequat. Pellentesque luctus quis nisl tempus accumsan. Curabitur et quam arcu. Fusce sem ipsum, mollis eget nisl eget, facilisis posuere leo. Etiam dignissim sem eget elit posuere, et viverra risus interdum. Aenean accumsan ex orci, a eleifend est efficitur in. Donec id massa lorem. In rhoncus finibus dui, et imperdiet orci. Donec arcu nisi, tempor et iaculis ac, pellentesque sed velit. Sed elementum luctus mi sit amet elementum. Orci varius natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Nunc in ultricies mi. Nulla maximus sodales consequat. Nulla id placerat libero. Proin vitae neque luctus, ornare felis vel, volutpat orci.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Integer consectetur ac metus vel iaculis. Vivamus convallis elementum sodales. Praesent quis neque vitae est commodo semper. Quisque purus neque, efficitur sit amet tincidunt in, euismod quis dui. Curabitur efficitur mattis odio, et ornare nulla volutpat ut. In nec erat in nisi viverra porta in vel sapien. Vivamus sagittis ex imperdiet sapien viverra venenatis. Fusce eget massa id dui vulputate venenatis ac eu justo. Nullam venenatis pharetra finibus. Proin sagittis sit amet urna non dapibus.

Vestibulum arcu justo, pretium sed gravida rutrum, tempor et elit. Cras et velit mollis, consequat justo ac, scelerisque erat. Praesent augue mauris, placerat a massa a, malesuada dapibus ante. Phasellus vitae libero a orci semper sagittis at sit amet metus. Cras pharetra sem vel est condimentum, ut finibus ligula ornare. Fusce accumsan dolor ipsum, sed rutrum diam fermentum et. Integer in libero at urna porttitor molestie pretium at massa. Quisque pulvinar dui eget elit commodo, in porttitor nibh sollicitudin.

Suspendisse nec risus at mi pellentesque sagittis et ut turpis. Aenean pulvinar semper consequat. Pellentesque luctus quis nisl tempus accumsan. Curabitur et quam arcu. Fusce sem ipsum, mollis eget nisl eget, facilisis posuere leo. Etiam dignissim sem eget elit posuere, et viverra risus interdum. Aenean accumsan ex orci, a eleifend est efficitur in. Donec id massa lorem. In rhoncus finibus dui, et imperdiet orci. Donec arcu nisi, tempor et iaculis ac, pellentesque sed velit. Sed elementum luctus mi sit amet elementum. Orci varius natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Nunc in ultricies mi. Nulla maximus sodales consequat. Nulla id placerat libero. Proin vitae neque luctus, ornare felis vel, volutpat orci.

My First Post

My First Post

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Integer consectetur ac metus vel iaculis. Vivamus convallis elementum sodales. Praesent quis neque vitae est commodo semper. Quisque purus neque, efficitur sit amet tincidunt in, euismod quis dui. Curabitur efficitur mattis odio, et ornare nulla volutpat ut. In nec erat in nisi viverra porta in vel sapien. Vivamus sagittis ex imperdiet sapien viverra venenatis. Fusce eget massa id dui vulputate venenatis ac eu justo. Nullam venenatis pharetra finibus. Proin sagittis sit amet urna non dapibus.

Vestibulum arcu justo, pretium sed gravida rutrum, tempor et elit. Cras et velit mollis, consequat justo ac, scelerisque erat. Praesent augue mauris, placerat a massa a, malesuada dapibus ante. Phasellus vitae libero a orci semper sagittis at sit amet metus. Cras pharetra sem vel est condimentum, ut finibus ligula ornare. Fusce accumsan dolor ipsum, sed rutrum diam fermentum et. Integer in libero at urna porttitor molestie pretium at massa. Quisque pulvinar dui eget elit commodo, in porttitor nibh sollicitudin.

Suspendisse nec risus at mi pellentesque sagittis et ut turpis. Aenean pulvinar semper consequat. Pellentesque luctus quis nisl tempus accumsan. Curabitur et quam arcu. Fusce sem ipsum, mollis eget nisl eget, facilisis posuere leo. Etiam dignissim sem eget elit posuere, et viverra risus interdum. Aenean accumsan ex orci, a eleifend est efficitur in. Donec id massa lorem. In rhoncus finibus dui, et imperdiet orci. Donec arcu nisi, tempor et iaculis ac, pellentesque sed velit. Sed elementum luctus mi sit amet elementum. Orci varius natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Nunc in ultricies mi. Nulla maximus sodales consequat. Nulla id placerat libero. Proin vitae neque luctus, ornare felis vel, volutpat orci.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Integer consectetur ac metus vel iaculis. Vivamus convallis elementum sodales. Praesent quis neque vitae est commodo semper. Quisque purus neque, efficitur sit amet tincidunt in, euismod quis dui. Curabitur efficitur mattis odio, et ornare nulla volutpat ut. In nec erat in nisi viverra porta in vel sapien. Vivamus sagittis ex imperdiet sapien viverra venenatis. Fusce eget massa id dui vulputate venenatis ac eu justo. Nullam venenatis pharetra finibus. Proin sagittis sit amet urna non dapibus.

Vestibulum arcu justo, pretium sed gravida rutrum, tempor et elit. Cras et velit mollis, consequat justo ac, scelerisque erat. Praesent augue mauris, placerat a massa a, malesuada dapibus ante. Phasellus vitae libero a orci semper sagittis at sit amet metus. Cras pharetra sem vel est condimentum, ut finibus ligula ornare. Fusce accumsan dolor ipsum, sed rutrum diam fermentum et. Integer in libero at urna porttitor molestie pretium at massa. Quisque pulvinar dui eget elit commodo, in porttitor nibh sollicitudin.

Suspendisse nec risus at mi pellentesque sagittis et ut turpis. Aenean pulvinar semper consequat. Pellentesque luctus quis nisl tempus accumsan. Curabitur et quam arcu. Fusce sem ipsum, mollis eget nisl eget, facilisis posuere leo. Etiam dignissim sem eget elit posuere, et viverra risus interdum. Aenean accumsan ex orci, a eleifend est efficitur in. Donec id massa lorem. In rhoncus finibus dui, et imperdiet orci. Donec arcu nisi, tempor et iaculis ac, pellentesque sed velit. Sed elementum luctus mi sit amet elementum. Orci varius natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Nunc in ultricies mi. Nulla maximus sodales consequat. Nulla id placerat libero. Proin vitae neque luctus, ornare felis vel, volutpat orci.

TS Solution didirikan oleh orang-orang yang memiliki pengalaman yang luas dalam bidang kebersihan dan keterampilan manajemen. Dengan standar kebersihan Jepang dan pengalaman teknis yang relevan, kami memastikan untuk memberikan solusi kebersihan yang sangat baik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Copyright 2020 PT Hamparan Rejeki

IKUTI KAMI

OFFICE

Rukan Emerald Blok UB No.23
Kota Summarecon
Bekasi 17142

Rukan Emerald Blok UF No. 06
Kota Summarecon
Bekasi 17142

GET IN TOUCH

PHONE :

021-2962-0480

021-8945-4797

021-8945 2763

FAX :

021-29572811

https://tssolution.id/