Dewasa ini keamanan pangan menjadi salah satu faktor penentu penting apakah suatu produk dapat diterima oleh konsumen atau tidak. Di samping mutu, harga, dan selera, orang-orang pun mulai memperhatikan food safety dari sebuah produk pangan seiring dengan pandemi yang terjadi saat ini dan tren gaya hidup sehat. Apalagi berbagai kasus keracunan makanan masih kerap terjadi di Indonesia maupun di dunia. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa sistem keamanan pangan perlu untuk diperhatikan dan ditingkatkan kembali.
Berbagai standar keamanan pangan pun telah dikembangkan oleh organisasi-organisasi tingkat nasional maupun internasional. Salah satu standar yang mulai mendapat perhatian dari banyak praktisi industri pangan saat ini adalah standar keamanan pangan BRC. British Retail Consortium (BRC) Global Standard for Food Safety adalah standar keamanan pangan yang diperuntukkan bagi supplier produk pangan, baik produk segar maupun olahan yang dijual dibawah brand perusahaan maupun brand milik retailer seperti supermarket dan minimarket (biasa disebut private brand). BRC menjadi standar keamanan pangan yang pertama kali ditetapkan oleh pengecer Inggris pada tahun 1998 dengan nama BRCGS (BRC-Global Standard) sebagai standar persyaratan untuk makanan, produk konsumen dan bahan kemasan.
Standar BRC sendiri dikembangkan oleh organisasi British Retail Consortium (BRC), yaitu organisasi perdagangan ritel di Inggris yang berfokus pada penjaminan keamanan dan mutu produk bermerk (branded products) baik pangan maupun non-pangan. Para anggota dari organisasi ini berasal dari kios kecil hingga pusat perbelanjaan besar. BRC terlibat langsung dalam berbagai masalah yang mempengaruhi ritel serta konsumen dan berupaya menyoroti masalah tersebut melalui lobi. Untuk mencapai tujuannya, organisasi ini menciptakan suatu standar yang menjamin para supplier produk ritel mampu menyediakan produk yang sesuai dengan spesifikasi dan regulasi yang aman bagi konsumen.
Meski dikembangkan oleh organisasi ritel Inggris, standar BRC kini diakui sebagai standar global. Hingga saat ini, sudah terdapat sekitar 25.000 site atau pabrik yang telah tersertifikasi BRC. Bahkan, terdapat kurang lebih 1.750 auditor BRC yang tersebar di berbagai negara di dunia. Evaluasi atau audit sertifikasi BRC sendiri dilakukan oleh organisasi pihak ketiga yang independen, yakni lembaga-lembaga sertifikasi yang sudah terdaftar di BRC. Sekitar 95 lembaga sertifikasi BRC yang telah terdaftar di BRC Directory kini tersebar di berbagai negara. Lembaga-lembaga tersebut berhak mengeluarkan sertifikat BRC untuk industri-industri pangan yang telah lolos tahapan audit.
Standar BRC terbagi ke dalam enam jenis yaitu BRC untuk keamanan pangan (food safety), produk konsumen (consumer product), kemasan dan bahan pengemas (packaging and packaging materials), penyimpanan dan distribusi (storage and distribution), agen dan broker (agents and broker), serta ritel (retail). BRC untuk keamanan pangan sendiri menjadi jenis standar BRC yang pertama kali dikembangkan. Standar ini ditujukan bagi perusahaan yang terlibat dalam proses produksi atau pengolahan produk agrikultur menjadi produk pangan, termasuk industri pengolahan yang mencakup ranah penyimpanan dan pergudangan di dalam satu site atau pabrik yang sama.
Diawali dengan sistem yang diakui oleh negara Eropa, sekarang BRC telah digunakan dan diakui di lebih dari 130 negara, yang menjadikan private standard ini berhasil mendunia. Seiring berjalannya waktu, setiap negara pun berlomba-lomba untuk mengekspor produk pangan mereka ke luar negeri dan bersaing di era global. Oleh sebab itulah, sistem keamanan pangan semakin diperketat mengingat resiko yang akan ditimbulkan dalam proses transportasi produk dan adanya ketidaksesuaian standar dari satu negara dengan negara lain, sehingga dapat membahayakan konsumen di negara yang bersangkutan. Tentunya hal ini menjadi sebuah kewajiban bagi setiap negara yang ingin memasukan produk pangannya ke luar negeri untuk mengikuti standar yang diakui oleh negara bersangkutan, salah satunya BRC.
Lalu mengapa harus menggunakan standar BRC? Sebab BRC adalah standar yang telah diakui memenuhi tolak ukur GFSI (The Global Food Safety Initiative). Dengan memiliki pengakuan GFSI ini, dapat dipastikan bahwa standar BRC dapat diterima oleh banyak grup ritel dunia. Tak hanya itu, standar BRC juga memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan masalah keamanan pangan dan nonpangan, serta menjalankan skema sertifikasi pihak ketiga yang paling ketat. Bahkan, BRC sudah dianggap sebagai ‘tiket dagang’ yang merupakan peluang besar bagi perusahaan untuk menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keamanan, kualitas, dan legalitas pangan. Oleh sebab itulah, dengan lulus dari standar keamanan pangan BRC maka tingkat kepercayaan konsumen pun akan semakin meningkat.
Keamanan pangan atau yang dikenal dengan food safety bukanlah hanya tanggung jawab pemerintah dalam pembuatan regulasinya saja, tetapi hal ini juga menjadi tanggung jawab pelaku usaha untuk selalu mengimplementasikan standar-standar keamanan pangan, salah satunya BRC, yang telah ditetapkan. Bagi Anda pemilik bisnis F&B, keamanan dan kesehatan produk pangan erat kaitannya dengan reputasi bisnis Anda. TS Solution dengan bangga akan membantu bisnis F&B Anda agar tetap memiliki reputasi yang baik atau jauh lebih baik dari sebelumnya. Apakah Anda sedang berusaha meningkatkan keamanan produk Anda guna mengembangkan bisnis F&B Anda? Tunggu apalagi! Hubungi TS Solution di 021-2962-0480 untuk informasi lebih lanjut.
Sumber:
